weLcome to my bLog

dapatkan beberapa info yang telah saya posting
:)
semoga dapat bermanfaat bagi anda yang membacanya

Senin, 15 April 2013

HIPOTESIS

HIPOTESIS
DEFINISI HIPOTESIS
a. Pengertian Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. 
b. Pengertian Hipotesis Menurut Para Ahli
Menurut Erwan Agus Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti (2007:137), hipotesis adalah pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah (belum tentu kebenarannya) sehingga harus diuji secara empiris.
Menurut Mundilarso (tanpa tahun dan halaman) mengatakan bahwa hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah tingkat kebenarannya sehingga masih harus diuji menggunakan teknik tertentu. Hipotesis dirumuskan berdasarakan teori, dugaan, pengalaman pribadi/orang lain, kesan umum, kesimpulan yang masih sangat sementara. Hipotesis adalah pernyataan keadaan populasi yang akan diuji kebenarannya menggunakan data/informasi yang dikumpulkan melalui sampel.
Menurut Kerlinger (1973) mengatakan hipotesis adalah pernyataan yang bersifat terkaan dari hubungan antara dua atau lebih variabel.
  Pendapat lain mengatakan hipotesis adalah suatu pernyataan mengenai satu atau lebih populasi yang belum tentu benar atau salah dan perlu diuji kebenarannya.


2. KEGUNAAN HIPOTESIS
a.    Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang.
b.    Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji dalam penelitian
c.    Hipotesis memberikan arah kepada penelitian
d.    Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan.


3. CIRI-CIRI HIPOTESIS YANG BAIK
Sebuah hipotesis atau dugaan sementara yang baik hendaknya mengandung beberapa hal. Hal – hal tersebut diantaranya :
1) Hipotesis harus mempunyai daya penjelas
2) Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara variabel-variabel-variabel.
3) Hipotesis harus dapat diuji
4) Hipotesis hendaknya konsistesis dengan pengetahuan yang sudah ada.
5) Hipotesis hendaknya dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin.

Berikut ini beberapa penjelasan mengenai Hipotesis yang baik :
- Hipotesis harus menduga Hubungan diantara beberapa variable
Hipotesis harus dapat menduga hubungan antara dua variabel atau lebih, disini harus dianalisis variabel-variabel yang dianggap turut mempengaruhi gejala-gejala tertentu dan kemudian diselidiki sampai dimana perubahan dalam variabel yang satu membawa perubahan pada variabel yang lain.
- Hipotesis harus Dapat Diuji
Hipotesis harus dapat di uji untuk dapat menerima atau menolaknya, hal ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan data-data empiris.
- Hipotesis harus konsisten dengan keberadaan ilmu pengetahuan
Hipotesis tidak bertentangan dengan pengetahuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam beberapa masalah, dan terkhusus pada permulaan penelitian, ini harus berhati-hati untuk mengusulkan hipotesis yang sependapat dengan ilmu pengetahuan yang sudah siap ditetapkan sebagai dasar. Serta poin ini harus sesuai dengan yang dibutuhkan untuk memeriksa literatur dengan tepat oleh karena itu suatu hipotesis harus dirumuskan bedasar dari laporan penelitian sebelumnya.
- Hipotesis Dinyatakan Secara Sederhana
Suatu hipotesis akan dipresentasikan kedalam rumusan yang berbentuk kalimat deklaratif, hipotesis dinyatakan secara singkat dan sempurna dalam menyelesaikan apa yang dibutuhkan peneliti untuk membuktikan hipotesis tersebut.


4.    MACAM-MACAM HIPOTESIS
Menurut bentuknya, Hipotesis dibagi menjadi tiga :
1. Hipotesis penelitian / kerja
Hipotesis penelitian merupakan anggapan dasar peneliti terhadap suatu masalah yang sedang dikaji. Dalam Hipotesis ini peneliti mengaggap benar Hipotesisnya yang kemudian akan dibuktikan secara empiris melalui pengujian Hipotesis dengan mempergunakan data yang diperolehnya selama melakukan penelitian.
Misalnya: Ada hubungan antara krisis ekonomi dengan jumlah orang stress 

2. Hipotesis operasional
Hipotesis operasional merupakan Hipotesis yang bersifat obyektif.
Artinya peneliti merumuskan Hipotesis tidak semata-mata berdasarkan anggapan dasarnya, tetapi juga berdasarkan obyektifitasnya, bahwa Hipotesis penelitian yang dibuat belum tentu benar setelah diuji dengan menggunakan data yang ada. Untuk itu peneliti memerlukan Hipotesis pembanding yang bersifat obyektif dan netral atau secara teknis disebut Hipotesis nol (H0). H0 digunakan untuk memberikan keseimbangan pada Hipotesis penelitian karena peneliti meyakini dalam pengujian nanti benar atau salahnya Hipotesis penelitian tergantung dari bukti-bukti yang diperolehnya selama melakukan penelitian. Contoh: H0: Tidak ada hubungan antara krisis ekonomi dengan jumlah orang stress. 

3. Hipotesis statistik
Hipotesis statistik merupakan jenis Hipotesis yang dirumuskan dalam bentuk notasi statistik.
Hipotesis ini dirumuskan berdasarkan pengamatan peneliti terhadap populasi dalam bentuk angka-angka (kuantitatif). Misalnya: H0: r = 0; atau H0: p = 0
Hipotesis statistika secara umum, menurut (Balian,1982: 3 1) dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
1. Hipotesis Nihil
Hipotesis nihil tidak lain adalah merupakan hipotesis yang menyatakan tidak ada perbedaan atau tidak ada hubungan antara variabel yang menjadi interes si peneliti. Hipotesis nihil bukanlah merupakan pernyataan apa yang peneliti pikirkan. Hipotesis ini merupakan hipotesis dasar penelitian kuantitatif yang pada intinya adalah merupakan pernyataan teoretis yang perlu diuji. Hipotesis ini juga dapat dikatakan sebagai hipotesis deduktif karena diperoleh setelah peneliti mempelajari dari bermacam-macam sumber yang kemudian disusun dalam bentuk landasan teori. Karena diturunkan dari sumber pustaka maka kebenarannya perlu diuji dengan menggunakan data yang dieksplorasi atau diambil dari lapangan. Secara simbolis, hipotesis nihil dinyatakan dengan Ho. Penggunaannya dalam teknik statistika dapat dilihat seperti berikut:
H0 : U = U1
Ho dalam hal ini dapat diartikan bahwa tidak ada perbedaan antara nilai rerata variabel populasi pertama dengan nilai rerata variabel populasi kedua.

2. Hipotesis Riset
Hipotesis yang kedua adalah hipotesis riset. Hipotesis ini sering muncul dan digunakan oleh para peneliti untuk mendampingi hipotesis nihil. Hipotesis riset merupakan penggambaran terhadap ide yang ada dalam pikiran si peneliti yang dikembangkan dari hasil kajian teoretis. Hipotesis ini tidak diuji, mereka ditampilkan sebagai pendamping atau tandingan terhadap hipotesis pertama. Peranan hipotesis riset adalah mengakomodasi substansi ide dari kajian teoretis, jika hipotesis pertama atau hipotesis nihil gagal, maka hipotesis riset akan tidak ditolak. Sebagai contoh, jika dalam suatu analisis ternyata Ho ditolak pada tingkat signifikan tertentu (5 atau 1 persen misalnya), maka hipotesis riset secara otomatis akan diterima. Kemungkinan kedua adalah jika hipotesis nihil diterima, maka secara otomatis hipotesis pendamping atau hipotesis riset ditolak. Secara simbolis hipotesis riset dinyatakan dengan simbol huruf besar H dengan indeks r atau Hr.
Contoh penggunaan dalam statistika inferensial dapat dilihat seperti berikut:
H0 : U1= U2
H1 : U1 = U2
Simbol statistika tersebut dapat diartikan bahwa hipotesis nihil menunjukkan tidak ada perbedaan antara nilai rerata grup satu dengan nilai rerata grup dua. Di samping itu, peneliti juga mengajukan hipotesis tandingan atau hipotesis riset yang menunjukkan bahwa ada perbedaan antara grup satu dengan grup yang kedua.
Yang diuji dalam analisis data adalah hipotesis nihil, yaitu jawaban sementara yang disimpulkan dari hasil kajian pustaka atau setelah peneliti menyusun landasan teori.

3. Hipotesis Alternatif
Dilihat dari bentuknya, hipotesis alternatif diposisikan sebagai bentuk batasan ilmu pengetahuan setelah diperoleh dari hasil kajian teoretis. Mereka dapat digunakan untuk menempatkan bentuk pernyataan lain selain hipotesis nihil. Secara simbolis hipotesis alternatif sering dinyatakan dengan Ha.
Contoh penggunaan dalam perhitungan statistik dari hipotesis alternatif dapat dilihat seperti berikut:
Ha : U1 > U2
Hr: U1 > U 2
Jika suatu ketika peneliti menggunakan dua atau lebih hipotesis alternatif, maka digunakan indeks di belakang sebagai penunjuknya. Sebagai contoh, H(a)2 ini berarti bahwa peneliti menggunakan hipotesis alternatif nomor dua.

4. Hipotesis Penyearah (Directional Hypotesis)
Hipotesis penelitian pada prinsipnya dapat berbentuk hipotesis yang menunjukkan arah yang pasti dan arah yang belum pasti atau masih dua arah. Dalam statistika, hipotesis dengan arah yang pasti berarti, peneliti ketika melakukan testing hipotesis akan menggunakan analisis satu ekor di mana tingkat kesalahan yang besarnya = 0,01 atau = 0,05 mengumpul pada satu sisi kurva. Sedangkan untuk hipotesis yang belum menunjukkan arah, maka peneliti dalam melakukan testing biasanya akan menggunakan analisis dua ekor.


5.    MENGGALI DAN MERUMUSKAN HIPOTESIS
Dalam menggali hipotesis, peneliti harus :
1) Mempunyai banyak informasi tentang masalah yang ingin dipecahkan dengan jalan banyak membaca literatur-literatur yang ada hubungannya dengan penelitian yang sedang dilaksanakan.
2) Mempunyai kemampuan untuk memeriksa keterangan tentang tempat-tempat, objek-objek serta hal-hal yang berhubungan satu sama lain dalam fenomena yang sedang diselidiki.
3) Mempunyai kemampuan untuk menghubungkan suatu keadaan dengan keadaan lainnya yang sesuaia dengan kerangka teori ilmu dan bidang yang bersangkutan.

Good dan scates memberikan beberapa sumber untuk menggali hipotesis :
1) Ilmu pengetahuan dan pengertian yang mendalam tentang ilmu
2) Wawasan serta pengertian yang mendalam tentang suatu wawasan
3) Imajinasi dan angan-angan
4) Materi bacaan dan literatur
5) Pengetahuan kebiasaan atau kegiatan dalam daerah yang sedang diselidiki.
6) Data yang tersedia
7) kesamaan.
Sebagai kesimpulan , maka beberapa petunjuk dalam merumuskan hipotesis dapat diberikan sebagai berikut :
1) Hipotesis harus dirumuskan secara jelas dan padat serta spesifik
2) Hipotesis sebaiknya dinyatakan dalam kalimat deklaraif dan berbentuk pernyataan.
3) Hipotesis sebaiknya menyatakan hubungan antara dua atau lebih variabel yang dapat diukur.
4) Hendaknya dapat diuji
5) Hipotesis sebaiknya mempunyai kerangka teori.

Merumuskan hipotesis bukanlah hal yg mudah, disebabkan karena:
·         Tidak adanya kerangka teori atau tidak ada ilmu pengetahuan tentang masalah yang akan dibahas.
·         Kurangnya kemampuan untuk menggunakan kerangka teori yang ada.
·         Gagal mengetahui teknik-teknik penelitian yang ada.




Kamis, 04 April 2013

Lirik lagu Jason Mraz "i won't give up"


I Won’t Give Up
by Jason Mraz

when i look into your eyes
it’s like watching the night sky
or a beautiful sunrise
well there’s so much they hold

and just like them old stars
i see that you’ve come so far
to be right where you are
how old is your soul?

i won’t give up on us
even if the skies get rough
i’m giving you all my love
i’m still looking up

and when you’re needing your space
to do some navigating
i’ll be here patiently waiting
to see what you find

cause even the stars they burn
some even fall to the earth
we’ve got a lot to learn
god knows we’re worth it
no, i won’t give up

i don’t wanna be someone who walks away so easily
i’m here to stay and make the difference that i can make
our differences they do a lot to teach us how to use the tools and gifts
we got yeah we got a lot at stake
and in the end, you’re still my friend at least we didn’t tend
for us to work we didn’t break, we didn’t burn
we had to learn, how to bend without the world caving in
i had to learn what i got, and what i’m not
and who i am

i won’t give up on us
even if the skies get rough
i’m giving you all my love
i’m still looking up
i’m still looking up

i won’t give up on us
god knows i’m tough, he knows
we got a lot to learn
god knows we’re worth it
i won’t give up on us
even if the skies get rough
i’m giving you all my love
i’m still looking up

KARYA TULIS

KARYA TULIS ILMIAH DAN NON ILMIAH

Kali ini saya akan membahas tentang Karya Tulis ilmiah  dn yang non ilmiah itu sebenarnya apa, apa saja yang dapat kita ketahui bersama dari kajian ini. Selamat membaca semoga ilmu yang saya tularkan ini bermanfaat bagi anda.

1. Karya Tulis Ilmiah

a. Pengertian

Menurut Brotowidjoyo karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Karya ilmiah dapat juga berarti tulisan yang didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/keilmiahannya (Susilo, M. Eko, 1995:11).

Karya ilmiah adalah suatu karya dalam bidang ilmu pengetahuan (science) dan teknologi yang berbentuk ilmiah. Suatu karya dapat dikatakan ilmiah apabila proses perwujudannya lewat metode ilmiah. Jonnes (1960) memberikan ketentuan ilmiah, antara lain dengan sifat fakta yang disajikan dan metode penulisannya.

Karya ilmiah adalah tulisan yang berisi argumentasi penalaran keilmuan yang dikomunikasikan lewat bahasa tulis yang formal dengan sistematis-metodis dan menyajikan fakta umum serta ditulis menurut metodologi penulisan yang benar. Karya ilmiah ditulis dengan bahasa yang konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya teknis dan dan didukung fakta yang dapat dibuktikan kebenarannya

b. Ciri Karya Ilmiah

1. Struktur Sajian
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup.

2. Komponen dan Substansi
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka.

3. Sikap Penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.

4. Penggunaan Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata / istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.

5. Netral.
Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok.

6. Logis.
Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar induktif atau deduktif.

7. Menyajikan fakta (bukan emosi atau perasaan).
Setiap pernyataan, uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah harus faktual, yaitu menyajikan fakta.

c. Tujuan Penulisan Karya Ilmiah
Gagasan penulis karya ilmiah dapat dipelajar
Memberi penjelasan
Memberi komentar atau penilaian
Memberi saran
Menyampaikan sanggahan
Membuktikan hipotesa

d. Syarat Karya Tulis Ilmiah

Karya tulis ilmiah memuat gagasan ilmiah lewat pikiran dan alur pikiran
Motivasi dan displin yang tinggi
kemampuan mengolah data
kemampuan berfikir logis (urut) dan terpadu (sistematis)
Alur pikir dituangkan dalam sistematika dan notasi
Karya tulis ilmiah terdiri dari unsur-unsur: kata, angka, tabel, dan gambar, yang tersusun mendukung alur pikir yang teratur
 Karya tulis ilmiah harus mampu mengekspresikan asas-asas yang terkandungdalam hakiki ilmu dengan mengindahkan kaidah-kaidah kebahasaan

e. Jenis

1. Makalah
makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. makalah menyajikan masalah dengan melalui proses berpikir deduktif atau induktif.

2. Paper (Karya Tulis). 
Paper atau lebih populer dengan sebutan karya tulis, adalah karya ilmiah berisi ringkasan atau resume dari suatu mata kuliah tertentu atau ringkasan dari suatu ceramah yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswanya.

3. Pra Skripsi 
Pra Skripsi adalah karya tulis ilmiah pendidikan yang digunakan sebagai persyaratan mendapatka gelar sarjana muda. Karya ilmiah ini disyaratkan bagi mahasiswa pada jenja0ng akademik atau setingkat diploma 3 ( D-3).

4. Skripsi 
Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta- fakta empiris-objektif baik berdasarkan peneliian langsung (observasi lapangan ) maupun penelitian tidak langsung (study kepustakaan)skripsi ditulis sebagai syarat mendapatkan gelar sarjana S1. Pembahasan dalam skripsi harus dilakukan mengikuti alur pemikiran ilmiah yaitu logis dan emperis.

5. Tesis
Tesis : adalah jenis karya tulis dari hasil studi sistematis atas masalah. Tesis mengandung metode pengumpulan, analisis dan pengolahan data, dan menyajikan kesimpulan serta mengajukan rekomendasi.Tesis sifatnya lebih mendalam dari pada skripsi, thesis merupakan syarat untuk mendapatkan gelar magister (S-2).

6. Disertasi
disertasi adalah karya tulis ilmiah resmi akhir seorang mahasiswa dalam menyelesaikan program S3 ilmu pendidikan. Disertasi merupakan bukti kemampuan yang bersangkutan dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan penemuan baru dalam salah satu disiplin ilmu pendidikan. Penemuan tersebut bersifat orisinil dari penulis sendiri, penulis desertasi berhak menyandang gelar Doktor.

7.Jurnal penelitian
Jurnal penelitian adalah buku yang terdiri karya ilmiah terdiri dari asal penilitian dan resensi buku. Penelitian jurnal ini harus teratur continue dan mendapatkan nomor dari perpustakaan nasional berupa ISSN (international standard serial number).

f. Sikap Ilmiah

Dalam penulisan karya ilmiah, terdapat 7 sikap ilmiah yang merupakan sikap yang harus ada. Sikap-sikap ilmiah tersebut adalah sebagai berikut :
1)    Sikap ingin tahu
2)    Sikap kritis
3)    Sikap obyektif
4)    Sikap ingin menemukan
5)    Sikap menghargai karya orang lain
6)    Sikap tekun
7)    Sikap terbuka                                          

2. Karya Tulis Non Ilmiah

a. Pengertian

Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).

b. Ciri-ciri karya tulis non-ilmiah
ditulis berdasarkan fakta pribadi,
fakta yang disimpulkan subyektif,
gaya bahasa konotatif dan populer,
tidak memuat hipotesis,
penyajian dibarengi dengan sejarah,
bersifat imajinatif,
situasi didramatisir,
bersifat persuasif.
tanpa dukungan bukti.

c. Jenis

Jenis-jenis yang termasuk karya non-ilmiah adalah dongeng, cerpen, novel, drama, dan roman.

D. Sifat

(1) emotif: kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi
(2) persuasif: penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative
(3) deskriptif: pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif
(4) jika kritik adakalanya tanpa dukungan bukti.


Sumber:
Aku Cinta Bahasa Indonesia kelas IV , Tiga Serangkai