weLcome to my bLog

dapatkan beberapa info yang telah saya posting
:)
semoga dapat bermanfaat bagi anda yang membacanya

Sabtu, 27 November 2010

MANUSIA DAN PENDERITAAN


Penderitaan yang dialami manusia berbagai macam bentuknya,salah satunya adalah karena bencana yang melanda. Bencana yang akhir-akhir ini melanda Indonesia,ini sangat berkaitan dengan manusia dan alam. Banjir yang terjadi karena ulah manusia juga karena kita tidak bisa menjaga lingkungan kita dengan baik,membuang sampah sembarangan atau dibantaran kali akan mengakibatkan aliran sungai tersumbat,selain itu kita juga sering menebang pohon yang berfungsi untuk menyerap air tanah. Karena pepohonan sudah tidak ada lagi dan digantikan dengan gedung-gedung yang megah maka,airpun tidak dapat diserap dan akhirnya banjirpun akan melanda. Tak hanya banjir saja namun bencana lainpun seperti tanah longsor,kebakaran hutan dll. Adapun bencana yang disebabkan oleh alam tapi sangat berpengaruh besar bagi kehidupan adalah gunung meletus yang akhir-akhir ini juga sangat merugikan.
Penderitaan yang telah diberikan kepada manusia ini adalah sebenarnya agar kita dapat menginstropeksi diri sendiri. Apa yang seharusnya diperbaiki dan mengajarkan agar kita tidak menyesali apa yang telah terjadi. Roda kehidupan memang selalu berputar,adakalanya kita dibawah dan kapan kita diatas. Pada saat kita dibawah sebenarnya Tuhan sangat menyayangi kita dengan cara memberikan cobaan agar kita dapat merenungkan apa yang telah kita perbuat.
Kita harus menjalani kehidupan ini apa adanya,mensyukuri apa yang telah diberikan,memperbaiki apa yang kurang,jangan sampai kita merusak apa yang telah ada. Alam yang telah diberikan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan telah dirusak oleh tangan-tangan yang memang tak punya tanggung jawab,jika bencana datang maka mereka mengeluh dan menyalahkan alam. Jadi kita harus lebih mensyukuri dengan apa yang telah ada.

PENDERITAAN BUMI PERTIWI

Tangis air mata
Tak kunjung berhenti
Membasahi bumi pertiwi
Mengapa,
Cobaan selalu berdatangan
Silih berganti
Penderitaan semakin merajalela
Sampai kapan?
Bencana ini terjadi
Penguasa negeri ini
Apa kau tak mendengar
Jerit hati kita semua
Kau tak peduli
Akan derita ini
Janji-janji yang hanya menambah luka hati
Yang sampai sekarang
Tak pernah kau tepati




Jumat, 05 November 2010

HATI-HATI BAWA HATI


HATI-HATI BAWA HATI


Ya Tuhan…
Sulitnya punya hati
Letaknya tersembunyi
Tapi bila bergerak terasa sekali
Malu juga diri ini
       Bila kau masih sendirian
       Hati hati bawa perasaan
       Jangan sibuk cari perhatian
       Apalagi curi curi pandangan
Bila dua hati telah menyatu
Adakan jarak dalam kebersamaan mu
Biarkan angina angina menari diantaramu
       Dalam hidup ini ada satu hati menantimu
       Ia menyayangimu melebihi yang kau tahu
       Hingga tak satu katapun
       Mampu ia ungkapkan padumu
Adapun itu cinta
Kau telah menemukannya
Jadi jangan permainkan perasaan cinta
Jika akhirnya hatimu terluka
       Lebih baik siapkan perbekalan
       Tanpa susah susah membayangkan
       Yang datang entah sampai kapan
       Biarlah waktu yang kan mrngataklan
Tuhan tak pernah ingkar janji
Bila ka uterus menjaga hati
Kelak kan dapat pendamping
Yang lurus hati
Yang INSYA ALLAH tak kau sesali
       Tulisan ini hanya peringatan
       Bagi hati yang sering tak karuan
       Sebelum datang penyesalan
       Yang membuat hati kita berantakan
       Seperti ombak dilautan

Sabtu, 30 Oktober 2010

LAYANAN STUDENTSITE


STUDENTSITE

Studentsite adalah salah satu layanan yang ada di Universitas Gunadarma. Layanan ini sangat membantu mahasiswa,diantaranya adalah membantu mahasiswa untuk dapat melihat layanan lain (jadwal perkuliahan,jadwal ujian,info seminar,dll). Studentsite ini juga berfungsi untuk mengumpulkan tugas yang telah diberikan dosen,lewat layanan ini mahasiswa dapat mengumpulkan kapan saja dan dimana saja. Disini juga dapat mengetahui apa saja yang akan diberikan dosen pada pertemuan selanjutnya misalnya,akan diberikan kuis untuk pertemuan berikutnya,dan lain sebagainya.
 Salah satu layanan yang juga sangat bermanfaat bagi mahasiswa adalah BAAK NEWS,disini banyak sekali info-info yang diberikan misalnya [BAAK] Mahasiswa Baru 2010 Kelas 1 - 23 October 2010 http://baak.gunadarma.ac.id/?stateid=detail_berita&id_lihat=131
Layanan studentsite ini memang sangat banyak manfaatnya karena layanan-layanan yang ada didalamnya. Akan tetapi layanan ini juga memiliki kekurangan salah satunya adalah seringnya gangguan pada layanan tersebut sehingga tidak dapat dibuka pada saat tertentu.

Rabu, 29 September 2010

HIDUP PENUH MAKNA

aku hanya hidup satu kali
sekiranya ada kebaikan
yang meski aku tunjukan
atau perbuatan baik
yang aku lakukan pada sesama
biarlah itu kulakukan sekarang juga
sebab,
aku takkan melewati jalan ini lagi

Ngaben

Ngaben adalah upacara pembakaran mayat atau kremasi umat Hindu di Bali, Indonesia. Acara Ngaben merupakan suatu ritual yang dilaksanakan guna mengirim jenasah kepada kehidupan mendatang. Jenasah diletakkan selayaknya sedang tidur, dan keluarga yang ditinggalkan akan senantiasa beranggapan demikian (tertidur). Tidak ada airmata, karena jenasah secara sementara waktu tidak ada dan akan menjalani reinkarnasa atau menemukan pengistirahatan terakhir di Moksha (bebas dari roda kematian dan reinkarnasi).
Hari yang sesuai untuk acara ini selalu didiskusikan dengan orang yang paham. Pada hari ini, tubuh jenasah diletakkan didalam peti-mati. Peti-mati ini diletakkan di dalam sarcophagus yang menyerupai Lembu atau dalam Wadah berbentuk vihara yang terbuat dari kayu dan kertas. Bentuk lembu atau vihara dibawa ke tempat kremasi melalui suatu prosesi. Prosesi ini tidak berjalan pada satu jalan lurus. Hal ini guna mengacaukan roh jahat dan menjauhkannya dari jenasah.
Puncak acara Ngaben adalah pembakaran keluruhan struktur (Lembu atau vihara yang terbuat dari kayu dan kertas), berserta dengan jenasah. Api dibutuhkan untuk membebaskan roh dari tubuh dan memudahkan reinkarnasi.
Ngaben tidak senantiasa dilakukan dengan segaera. Untuk anggota kasta yang tinggi, sangatlah wajar untuk melakukan ritual ini dalam waktu 3 hari. Tetapi untuk anggota kasta yang rendah, jenasah terlebih dahulu dikuburkan dan kemudian, biasanya dalam acara kelompok untuk suatu kampung, dikremasikan.

Upacara Adat Tana Toraja

Di wilayah Kab. Tana Toraja terdapat upacara adat yang terkenal dan tidak ada duanya di dunia, yaitu upacara adat Rambu Solo' (upacara untuk pemakaman) dengan acara Sapu Randanan, dan Tombi Saratu', juga acara upacara Ma'nene'. Dan Upacara Adat Rambu Tuka.
Upacara-upacara adat tersebut di atas baik Rambu Tuka' maupun Rambu Solo' diikuti oleh seni tari dan seni musik khas Toraja yang bermacam-macam ragamnya.

1. Rambu Tuka'
Upacara adat Rambu Tuka' adalah acara yang berhungan dengan acara syukuran bisalnya acara pernikahan, syukuran panen dan peresmian rumah adat/tongkonan yang baru, atau yang selesai direnovasi; menghadirkan semua rumpun keluarga, dari acara ini membuat ikatan kekeluargaan di Tana Toraja sangat kuat semua Upacara tersebut dikenal dengan nama Ma'Bua', Meroek, atau Mangrara Banua Sura'.
Untuk upacara adat Rambu Tuka' diikuti oleh seni tari : Pa' Gellu, Pa' Boneballa, Gellu Tungga', Ondo Samalele, Pa'Dao Bulan, Pa'Burake, Memanna, Maluya, Pa'Tirra', Panimbong dan lain-lain. Untuk seni musik yaitu Pa'pompang, pa'Barrung, Pa'pelle'. Musik dan seni tari yang ditampilkan pada upacara Rambu Solo' tidak boleh (tabu ditampilkan pada upacara Rambu Tuka'.

2. Rambu Solo (Upacara Pemakaman)
Adat istiadat yang telah diwarisi oleh masyarakat Toraja secara turun temurun ini, mewajibkan keluarga yang ditinggal membuat sebuah pesta sebagai tanda penghormatan terakhir pada mendiang yang telah pergi.
Namun dalam Pelaksanaannya, upacara Rambu Solo terbagi dalam beberapa tingkatan yang mengacu pada strata sosial masyarakat Toraja, yakni:
* Dipasang Bongi: Upacara yang hanya diiaksanakan dalam satu malam. Dipatallung Bongi: Upacara yang berlangsung selama tiga malam dan dilaksanakan dirumah dan ada pemotongan hewan.
* Dipalimang Bongi: Upacara pemakamanyang berlangsung selama lima malam dan dilaksanakan disekitar rumah serta pemotongan hewan
* Dipapitung Bongi:Upacara pemakaman yang berlangsung selama tujuh malam yang setiap harinya ada pemotongan hewan.
Biasanya pada upacara tertinggi dilaksanakan dua kali dengan rentan waktu sekurang kurangnya setahun, upacara yang pertama disebut Aluk Pia biasanya dalam pelaksanaannya bertempat disekitar Tongkonan keluarga yang berduka, sedangkan Upacara kedua yakni upacara Rante biasanya dilaksanakan disebuah "lapangan Khusus" karena upacara yang menjadi puncak dari prosesi pemakaman ini biasanya ditemui berbagai ritual adat yang harus dijalani, seperti : Ma'tundan, Mebalun (membungkus jenazah), Ma'roto (membubuhkan ornamen dari benang emas dan perak pada peti jenazah), Ma'Popengkalo Alang (menurunkan jenazah kelumbung untuk disemayamkan), dan yang terkahir Ma'Palao (yakni mengusung jenazah ketempat peristirahatan yang terakhir).
Tidak hanya ritual adat yang dapat dijumpai dalam Upacara Rambu solo, berbagai kegiatan budaya yang begitu menariknya dapat dipertontonkan dalam upacara ini, antara lain : Mapasilaga tedong (Adu kerbau), perlu diketahui bahwa kerbau di Tana Toraja memiliki ciri yang mungkin tidak dapat ditemui didaerah lain, mulai yang memiliki tanduk bengkok kebawah sampai dengan kerbau berkulit belang (tedang bonga), tedong bonga di Toraja sangat bernilai tinggi harganya sampai ratusan juta; Sisemba (Adu kaki); Tari tarian yang berkaitan dengan ritus rambu solo': Pa'Badong, Pa'Dondi, Pa'Randing, Pa'Katia, Pa'papanggan, Passailo dan Pa'pasilaga Tedong; Selanjutnya untuk seni musiknya: Pa'pompang, Pa'dali-dali dan Unnosong.; Ma'tinggoro tedong (Pemotongan kerbau dengan ciri khas masyarkat Toraja, yaitu dengan menebas kerbau dengan parang dan hanya dengan sekali tebas), biasanya kerbau yang akan disembelih ditambatkan pada sebuah batu yang diberi nama Simbuang Batu. Menjelang usainya Upacara Rambu Solo', keluarga mendiang diwajibkan mengucapkan syukur pada Sang Pencipta yang sekaligus menandakan selesainya upacara pemakaman Rambu Solo'.

3. Pemakaman
Kematian bagi masyarakat Toraja menjadi salah satu hal yang paling bermakna, sehingga tidak hanya upacara prosesi pemakaman yang dipersiapkan ataupun peti mati yang dipahat menyerupai hewan (Erong), namun mereka pun mempersiapkan tempat "peristirahatan terakhir" dengan sedemikian apiknya, yang tentunya tidak lepas dari strata sosial yang berlaku dalam masyarakat Toraja maupun kemampuan ekonomi individu, umumnya tempat menyimpan jenazah adalah gua/tebing gunung atau dibuatkan sebuah rumah (Pa'tane). Budaya ini telah diwarisi secara turun temurun oleh leluhur mereka.
Adat masyarakat Toraja menyimpan jenazah pada tebing/liang gua, merupakan kekayaan budaya yang begitu menarik untuk disimak lebih dalam lagi, dapat dijumpai di beberapa kawasan pemakaman yang saat ini telah menjadi obyek wisata, seperti Londa, yang merupakan pemakaman purbakala yang berada dalam sebuah gua, dapat dijumpai puluhan erong yang berderet dalam bebatuan yang telah dilubangi, tengkorak berserak di sisi batu menandakan petinya telah rusak akibat di makan usia; Lemo adalah salah satu kuburan leluhur Toraja, hasil kombinasi antara ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa dengan kreasi tangan terampil Toraja pada abad XVI (dipahat) atau liang Paa'. Jumlah liang batu kuno ada 75 buah dan tau-tau yang tegak berdiri sejumlah 40 buah sebagai lambang-lambang prestise, status, peran dan kedudukan para bangsawan di Desa Lemo. Diberi nama Lemo oleh karena model liang batu ini ada yang menyerupai jeruk bundar dan berbintik-bintik.
* Buntu Pune
Lokasi pemukiman masyarakat Toraja zaman dahulu sekaligus pemakaman yang bernuansa eksklusif, dibangun oleh Pong Maramba sebagai simbol pemerintah di zamannya.
* Liang Tondon
Ningrat atau para bangsawan di wilayah Balusu disemayamkan di suatu tempat khusus yang terdiri dari 12 liang, lokasi tempat pemakaman Balusu inilah yang diberi nama Liang Tondon. Saat ini di era reformasi, Liang Tondon Balusu bersedia sebagai salah satu Tourist Destination yang menarik untuk disimak. Tetapi sesuai Undang-Undang Ordonantee RI, tidak boleh memindahkan/ mengambil barang purbakala yang ada di tempat ini.
* To'Doyan
Tidak berbeda dengan obyek wisata sebelumnya, To'Doyan adalah lokasi obyek wisata berupa pohon besar yang digunakan sebagai makam bayi (anak yang belum tumbuh giginya). Pohon ini secara alamiah memberi akar-akar tunggang yang secara teratur tumbuh membentuk rongga-rongga. Rongga inilah yang digunakan sebagai tempat menyimpan mayat bayi.
* Tampang Allo
Sejarah singkat obyek Tampang Allo ini merupakan sebuah kuburan goa alam yang terletak di Kelurahan Sangalla' dan berisikan puluhan Erong, puluhan tau-tau dan ratusan tengkorak serta tulang belulang manusia.
Pada sekitar abad XVI oleh penguasa Sangalla' dalam hal ini Sang Puang Manturino bersama istrinya Rangga Bualaan memilih Goa Tampang Allo sebagai tempat pemakamannya kelak jika mereka meninggal dunia, sebagai perwujudan dari janji dan sumpah suami istri yakni "sehidup semati satu kubur kita berdua". Goa Tampang Alllo berjarak 19 km dari Rantepao dan 12 km dari Makale.

4. Patane Pong Massangka
Patane (kuburan dari kayu berbentuk rumah Toraja) dibangun pada tahun 1930 untuk seorang janda bernama Palindatu yang meninggal dunia pada tahun 1920 yang diupacarakan secara adat Toraja tertinggi yang disebut Rapasan Sapu Randanan. Palindatu memiliki anak bernama Pong Massangka yang memiliki jiwa perlawanan terhadap Belanda sehingga ia dibuang ke Nusa Kambangan pada tahun 1917, dikembalikan ke Tana Toraja pada tahun 1930 dan meninggal dunia pada tahun 1960 dalam usia 120 tahun. Kini mayat Pong Massangka dengan gelar Ne'Babu' disemayamkan dalam Patane ini dan tau-taunya yang terbuat dari batu yang dipahat siap menanti kunjungan Anda. Jaraknya 9 km dari Rantepao arah utara.

5. Londa
Obyek wisata Londa yang berada di desa Sandan Uai Kecamatan Sanggalai' dengan jarak 7 km dari kota Rantepao, arah ke Selatan, adalah kuburan alam purba. Tercipta secara alamiah oleh Yang Maha pengasih Tuhan yang empunya bumi ini. Gua yang tergantung ini, menyimpan misteri yakni erong puluhan banyaknya, dan penuh berisikan tulang dan tengkorak para leluhur tau-tau. Tau-tau adalah pertanda bahwa telah sekian banyak putra-putra Toraja terbaik telah dimakamkan melalui upacara adat tertinggi di wilayah Tallulolo. Gua-gua alam ini penuh dengan panorama yang menakjubkan 1000 meter jauh ke dalam, dapat dinikmati dengan petunjuk guide yang telah terlatih dan profesional.
Kuburan alam purba ini dilengkapi dengan sebuah "Benteng Pertahanan". Patabang Bunga yang bernama Tarangenge yang terletak di atas punggung gua alam ini. Obyek ini sangat mudah dikunjungi, oleh karena sarana dan prasarana jalannya baik. Satu hal perlu diingat bahwa seseorang yang berkunjung ke obyek ini, wajib memohon izin dengan membawa sirih pinang atau kembang. Sangat tabu/pamali (dilarang keras) untuk mengambil atau memindahkan tulang, tengkorak atau mayat yang ada dalam gua ini.

6. Bori' Kalimbuang
Obyek wisata utama adalah Rante (Tempat upacara pemakaman secara adat yang dilengkapi dengan 100 buah menhir/megalit), dalam Bahasa toraja disebut Simbuang Batu. 102 bilah batu menhir yang berdiri dengan megah terdiri dari 24 buah ukuran besar, 24 buah ukuran sedang dan 54 buah ukuran kecil. Ukuran menhir ini mempunyai nilai adat yang sama. Penyebab perbedaan adalah perbedaan situasi dan kondisi pada saat pembuatan/pengambilan batu. Megalit/Simbuang Batu hanya diadakan bila pemuka masyarakat yang meninggal dunia dan upacaranya diadakan dalam tingkat Rapasan Sapurandanan (kerbau yang dipotong sekurang-kurangnya 24 ekor).
Pada tahun 1657 Rante Kalimbuang mulai digunakan pada upacara pemakaman Ne'Ramba' di mana 100 ekor kerbau dikorbankan dan didirikan dua Simbuang Batu. Selanjutnya pada tahun1807 pada pemakaman Tonapa Ne'padda' didirikan 5 buah Simbuang Batu, sedang kerbau yang dikorbankan sebanyak 200 ekor. Ne'Lunde' yang pada upacaranya dikorbankan 100 ekor kerbau didirikan 3 buah Simbuang Batu.
Selanjutnya berturut-turut sejak tahun 1907 banyak Simbuang Batu didirikan dalam ukuran besar, sedang, kecil dan secara khusus pada pemakaman Lai Datu (Ne'Kase') pada tahun 1935 didirikan satu buah Simbuang Batu yang terbesar dan tertinggi. Simbuang Batu yang terakhir adalah pada upacara pemakaman Sa'pang (Ne'Lai) pada tahun 1962. Dalam Kompleks Rante Kalimbuang tersebut terdapat juga hal-hal yang berkaitan dengan upacara pemakaman yang membuat kita mengetahui lebih banyak tentang Bori' Kalimbuang.

7. Ta'pan Langkan
Ta'pan Langkan artinya istana burung elang. Dalam abad XVII Ta'pan Langkan digunakan sebagai makam oleh 5 rumpun antara lain Pasang dan Belolangi'. Makam purbakala ini terletak di desa Rinding Batu dan memiliki sekian banyak tau-tau sebagai lambang prestise dan kejayaan masa lalu para bangsawan Toraja di Desa Rinding Batut. Dalam adat masyarakat Toraja, setiap rumpun mempunyai dua jenis tongkonan tang merambu untuk manusia yang telah meninggal. Ta'pan Langkan termasuk kategori tongkonan tang merambu yang jaraknya 1,5 km dari poros jalan Makale-Rantepao dan juga dilengkapi dengan panorama alam yang mempesona.

8. Purbakala Sipore
Sipore/Sirompa' atau bertemu adalah salah satu nama yang diputuskan hasil musyawarah dari pemuka/tokoh adat dalam kampung Lion. Sirope sebagai salah satu tempat pekuburan, oleh masyarakat sekitarnya dengan cara membuat liang kubur yang disebut erong dan digantung pada tebing atau batu cadas. Berdasarkan cerita dari para pendahulu, bahwa erong asalnya dari daerah bagian utara (Sa'dan) yang datang dijual seharga 3 ekor kerbau, menyusur sungai Sa'dan, digunakan di sirope. Erong menurut masyarakat Kampung Lion merupakan salah satu cara terbaik menyimpan mayat. Melalui cara ini masyarakat secara umum utamanya dari kalangan bangsawan dan masyarakat mampu membeli erong. Menyusul, pada zaman besi, mulai membuat/memahat batu ini.
Sirope sebagai tempat pekuburan yang unik, mengingat erong dalam lokasi pekuburan tersebut cukup banyak dan tertata dengan rapi.
Dari keunikan pekuburan Sirope, maka anda akan ketinggalan jika tidak mengunjungi obyek wisata sirope. Jarak 2 km dari poros jalan Makale-Rantepao. Demikian sejarah singkat obyek wisata sipore ini diinformasikan/ diberitakan ke seluruh dunia.