PENGUJIAN DATA
1.
PENGERTIAN ANALISIS DATA
Analisis data
diartikan sebagai upaya mengolah data menjadi informasi, sehingga karakteristik
atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah dipahami
dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan
dengan kegiatan penelitian. Dengan demikian, teknik analisis data dapat
diartikan sebagai cara melaksanakan analisis terhadap data, dengan tujuan
mengolah data tersebut menjadi informasi, sehingga karakteristik atau
sifat-sifat datanya dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab
masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian, baik berkaitan
dengan deskripsi data maupun untuk membuat induksi, atau menarik kesimpulan
tentang karakteristik populasi (parameter) berdasarkan data yang diperoleh dari sampel
(statistik).
Menurut
Ardhana12 (dalam Lexy J. Moleong 2002: 103) menjelaskan bahwa analisis data
adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikanya ke dalam suatu pola,
kategori, dan satuan uraian dasar.
Menurut
Taylor, (1975: 79) mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci
usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti
yang disarankan dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan dan tema pada
hipotesis. Jika dikaji, pada dasarnya definisi pertama lebih menitikberatkan
pengorganisasian data sedangkan yang ke dua lebih menekankan maksud dan tujuan
analisis data. Dengan demikian definisi tersebut dapat disintesiskan bahwa
analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke
dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan
dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang didasarkan oleh data.
2.
MACAM-MACAM DATA
A. Data Berdasarkan Sumbernya
1) Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh
atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data primer
disebut juga sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to
date. Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara
langsung. Teknik yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer
antara lain observasi, wawancara, diskusi terfokus (focus grup discussion
– FGD) dan penyebaran kuesioner.
2) Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang
diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada
(peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai
sumber seperti Biro Pusat Statistik (BPS), buku, laporan, jurnal, dan
lain-lain.
B. Data Berdasarkan Sifatnya
1.
Data Kualitatif
Data kualitatif
adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif
diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara,
analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observasi yang telah dituangkan dalam
catatan lapangan (transkrip). Bentuk lain data kualitatif adalah gambar yang
diperoleh melalui pemotretan atau rekaman video.
2.
Data Kuantitatif
Data
kuantitatif
adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai dengan bentuknya, data
kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan
matematika atau statistika.
Berdasarkan proses
atau cara untuk mendapatkannya, data kuantitatif dapat dikelompokkan dalam dua
bentuk yaitu sebagai berikut:
1. Data
diskrit adalah
data dalam bentuk angka (bilangan) yang diperoleh dengan cara membilang. Karena
diperoleh dengan cara membilang, data diskrit akan berbentuk bilangan bulat
(bukan bilangan pecahan).
2. Data
kontinum adalah data dalam bentuk angka/bilangan yang diperoleh
berdasarkan hasil pengukuran. Data kontinum dapat berbentuk bilangan bulat atau
pecahan tergantung jenis skala pengukuran yang digunakan.
Berdasarkan tipe
skala pengukuran yang digunakan, data kuantitatif dapat dikelompokan dalam
empat jenis (tingkatan) yang memiliki sifat berbeda yaitu:
1. Data
nominal atau
sering disebut juga data kategori yaitu data yang diperoleh melalui
pengelompokkan obyek berdasarkan kategori tertentu. Perbedaan kategori
obyek hanya menunjukan perbedaan kualitatif. Walaupun data nominal dapat
dinyatakan dalam bentuk angka, namun angka tersebut tidak memiliki urutan atau
makna matematis sehingga tidak dapat dibandingkan.
2. Data
ordinal adalah data yang berasal dari suatu objek atau kategori yang
telah disusun secara berjenjang menurut besarnya. Setiap data ordinal memiliki
tingkatan tertentu yang dapat diurutkan mulai dari yang terendah sampai
tertinggi atau sebaliknya. Namun demikian, jarak atau rentang antar jenjang
yang tidak harus sama. Dibandingkan dengan data nominal, data ordinal memiliki
sifat berbeda dalam hal urutan.
3. Data Interval adalah data
hasil pengukuran yang dapat diurutkan atas dasar kriteria tertentu serta
menunjukan semua sifat yang dimiliki oleh data ordinal. Kelebihan sifat data
interval dibandingkan dengan data ordinal adalah memiliki sifat kesamaan jarak
(equality interval) atau memiliki rentang yang sama antara data yang telah
diurutkan. Karena kesamaan jarak tersebut, terhadap data interval dapat
dilakukan operasi matematika penjumlahan dan pengurangan ( +, – ). Namun
demikian masih terdapat satu sifat yang belum dimiliki yaitu tidak adanya angka
Nol mutlak pada data interval.
Dalam pengolahannya,
skor jawaban kuesioner diasumsikan memiliki sifat-sifat yang sama dengan data
interval.
1.
Data rasio adalah data yang menghimpun semua
sifat yang dimiliki oleh data nominal, data ordinal, serta data interval. Data
rasio adalah data yang berbentuk angka dalam arti yang sesungguhnya karena
dilengkapi dengan titik Nol absolut (mutlak) sehingga dapat diterapkannya semua
bentuk operasi matematik ( + , – , x, : ). Sifat-sifat yang membedakan antara
data rasio dengan jenis data lainnya (nominal, ordinal, dan interval) dapat
dilihat dengan memperhatikan contoh berikut:
a.
Panjang
suatu benda yang dinyatakan dalam ukuran meter adalah data rasio. Benda yang
panjangnya 1 meter berbeda secara nyata dengan benda yang panjangnya 2 meter
sehingga dapat dibuat kategori benda yang berukuran 1 meter dan 2 meter (sifat
data nominal)
b.
Data
hasil pengukuran berat suatu benda yang dinyatakan dalam gram memiliki semua
sifat-sifat sebagai data interval. Benda yang beratnya 1 kg. berbeda secara
nyata dengan benda yang beratnya 2 kg. Ukuran berat benda dapat diurutkan mulai
dari yang terberat sampai yang terringan
Pemahaman peneliti
terhadap jenis-jenis data penelitian tersebut di atas bermanfaat untuk
menentukan teknik analisis data yang akan digunakan. Terdapat sejumlah teknik
analisis data yang harus dipilih oleh peneliti berdasarkan jenis datanya.
Teknik analisis data kualitatif akan berbeda dengan teknik analisis data
kuantitatif. Karena memiliki sifat yang berbeda, maka teknik analisis data
nominal akan berbeda dengan teknik analisis data ordinal, data interval, dan
data rasio.
4.
CARA PENGUJIAN DATA
Untuk
mengumpulkan data dari sampel penelitian, dilakukan dengan metode tertentu
sesuai dengan tujuannya. Ada berbagai metode, antara lain; wawancara, observasi
(pengamatan), wawancara, kuesioner atau angket dan dokumenter.
Metode yang dipilih
untuk setiap variabel tergantung pada berbagai faktor terutama jenis data dan
ciri responden. Untuk data historis misalnya tidak bisa ditemukan dengan
observasi tetapi dimungkinkan dengan dokumenter atau wawancara. Hal ini
tergantung pada karakteristik data variabel, maka metode yang digunakan tidak
selalu sama untuk setiap variabel. Berikut ini adalah metode pengumpulan data
suatu penelitian.
A. OBSERVASI
Observasi atau pengamatan
merupakan salah satu teknik pengumpulan data/fakta yang cukup efektif untuk
mempelajari suatu sistem. Observasi adalah pengamatan langsung para pembuat
keputusan berikut lingkungan fisiknya dan atau pengamatan langsung suatu
kegiatan yang sedang berjalan.
Kelebihan :
· Derajat kepercayaan tinggi
· Konteks sosial yang diamati
belum dipengaruhi faktor lain (natural)
· Tidak terbatas hanya pada
manusia
· Dapat menggunakan alat bantu
Kelemahan :
· Memerlukan waktu yang lama
· Kurang efektif mengamati gejala
pada individu seperti sikap, motivasi, pandangan dan
sebagainya
· Tidak dapat mengamati gejala
yang peka / rahasia
· Tidak dapat mengamati gejala
masa lampau.
B. WAWANCARA
Menurut pengertiannya
wawancara adalah Tekhnik pengumpulan data atau informasi dari “informan”
dan atau “Responden” yang sudah di tetapkan, di lakukandengan cara ”Tanya jawab
sepihak tetapi sistematis” atas dasar tujuan penelitian yanghendak di capai.
Menurut beberapa
ahli, wawancara juga di definiusikan sebagai berikut:
·
Wawancara merupakan
suatu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakankomunikasi dengan sumber
data. Komunikasi tersebut dilakukan dengan dialog ( Tanyajawab ) secara lisan,
baik langsung maupun tidak langsung ( I. Djumhur dan Muh.Surya,1985 ).
·
Wawancara adalah
salah satu metode untuk mendapatkan data anak atau orang
tua dengan mengadakan hubungan secara langsung dengan informan/face to face relation
( Bimo Walgito, 1987 ).
tua dengan mengadakan hubungan secara langsung dengan informan/face to face relation
( Bimo Walgito, 1987 ).
·
Wawancara adalah alat
untuk memperoleh data atau fakta atau informasi dari seorang murid secara lisan
( Dewa Ktut Sukardi, 1983 ).
·
Wawancara informatif
adalah suatu alat untuk memperoleh fakta/data informasi dari murid secara lisan
. Dengan tujuan mendapatkan data yang diperlukan untuk bimbingan (WS.
Winkel,1995).
Tujuan wawancara.
Ada berbagai tujuan yang dapat dicapai
dalam wawancara yaitu :
1. Menciptakan hubungan baik diantara
dua pihak yang terlibat ( subyek wawancara dan pewawancara ).
2. Meredakan ketegangan yang terdapat
dalam subyek wawancara.
3. Menyediakan informasi yang
dibutuhkan. Dalam wawancara kedua belah pihak akan mendapat kesempatan untuk
memperoleh informasi yang dibutuhkannya.
4. Mendorong kearah pemahaman diri pada
pihak subyek wawancara.
5. Mendorong ke arah penyusunan
kegiatan yangkons tr uktif pada subyek wawancara
Keuntungan dengan wawancara
a. Hubungan secara personal, akan memperoleh data secara langsung, cepat dan konomis.
b. Problem akan langsung mengenai sasaran, penegasan maksud pertanyaan dapat langsung diutarakan.
c. Metode ini bersifat fleksibel, mudah menyesuaikan dengan keadaan untuk diarahkan pada relevansi informasi.
a. Hubungan secara personal, akan memperoleh data secara langsung, cepat dan konomis.
b. Problem akan langsung mengenai sasaran, penegasan maksud pertanyaan dapat langsung diutarakan.
c. Metode ini bersifat fleksibel, mudah menyesuaikan dengan keadaan untuk diarahkan pada relevansi informasi.
Kelemahan dengan wawancara
a. Jangkauan responden relatif kecil dan memakan waktu lebih lama dari pada angket.
b. Biayanya lebih mahal
c. Dibutuhkan lebih banyak tenaga pewawancara.
C. KUISIONER
Kuesioner adalah sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden
dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahui”. Suharsimi
Arikunto (1999:140)
Kuesioner dipakai untuk menyebutkan
metode maupun instrumen. Jadi dalam menggunakan metode angket atau kuesioner
instrumen yang dipakai adalah angket atau kuesioner.
Kelebihan kuesioner sebagai berikut:
· Tidak memerlukan hadirnya
peneliti.
· Dapat dibagikan secara serentak
kepada responden.
· Dapat dijawab oleh responden
menurut kecepatannya masing-masing menurut waktu senggang responden.
· Dapat dibuat anonim sehingga
responden bebas, jujur dan tidak malu-malu menjawab.
· Dapat dibuat berstandar sehingga
semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.
Kelemahan kuesioner adalah sebagai
berikut:
· Responden sering tidak teliti
dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang terlewati tidak terjawab, padahal
sukar diulangi diberikan kembali padanya.
· Seringkali sukar dicari validitasnya
· Walaupun dibuat anonim,
kadang-kadang responden sengaja memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak
jujur
· Angket yang dikirim lewat pos
pengembaliannya sangat rendah, hanya sekitar 20%. Seringkali tidak dikembalikan
tertutama jika dikirim lewat pos menurut penelitian
· Waktu pengembaliannya tidak
sama-sama, bahkan kadang-kadang ada yang terlalu lama sehingga terlambat.
5.
PENGAMBILAN SAMPLE
Teknik sampling
adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk, menentukan sampel yang akan
digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan.
1.
Probability Sampling
Probability sampling
adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap
unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini
meliputi, simple random sampling, proportionate stratified random
sampling, disproportionate stratified random, sampling area (cluster) sampling
(sampling menurut daerah).
a. Simple Random
Sampling
Dikatakan simple (sederhana)
karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila
anggota populasi dianggap homogen.
b. Proportionate Stratified
Random Sampling
Teknik ini digunakan
bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara
proporsional
c. Disproportionate Stratified
Random Sampling
Teknik ini digunakan
untuk menentukan jumlah sampel, bila popular berstrata tetapi kurang
proporsional
d. Cluster
Sampling (Area Sampling)
Teknik sampling
daerah digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau
sumber data sangat luas, misal penduduk dari suatu negara, propinsi atau
kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana, yang akan dijadikan sumber data,
maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan. Teknik
sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama
menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya menentukan orang-orang yang ada
pada daerah itu secara sampling juga.
2.
Nonprobability Sampling
Nonprobability
Sampling adalah
teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi
setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel
ini meliputi, sampling sistematis, kuota, aksidental, purposive, jenuh,
snowball.
a. Sampling
Sistematis
Sampling sistematis
adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang
telah diberi nomor urut.
b. Sampling
Kuota
Sampling kuota adalah
teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu
sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
c. Sampling Insidental
Sampling Insidental
adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang
secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber
data.
d. Sampling
Purposive
Sampling purposive
adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Misalnya akan
melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya
adalah orang yang ahli makanan, atau penelitian tentang kondisi politik di
suatu daerah, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli politik. Sampel
ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif, atau
penelitian-penelitian yang tidak melakukan generalisasi.
e. Sampling
Jenuh
Sampling Jenuh adalah
teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
Hal ini Bering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30
orang, atau penelitian yang ingin membunt generalisasi dengan kesalahan yang
sangat kecil. Istilah lain sampel Jenuh adalah senses, dimana semua anggota
populasi dijadikan sampel.
f. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah
teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar.
Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar.
6. VARIABEL
Variabel adalah suatu besaran
yang dapat diubah atau berubah sehingga mempengaruhi peristiwa atau hasil
penelitian. Dengan menggunakan variabel, kita akan mmeperoleh lebih mudah
memahami permasalahan. Hal ini dikarenakan kita seolah-olah seudah mendapatkan
jawabannya. Biasanya bentuk soal yang menggunakan teknik ini adalah soal
counting (menghitung) atau menentuakan suatu bilangan. Dalam penelitian sains,
variable adalah bagian penting yang tidak bisa dihilangkan.
* Macam – Macam
Variabel
a.
|
Variabel
Independent.
|
Variable
independent atau variabel bebas, atau peubah bebas sering juga
disebut dengan variabel stimulus, atau predictor, atau variabel antecedent.
Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, variabel independent disebut juga
sebagai peubah bebas. Peubah bebas ini adalah merupakan peubah yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab terjadinya perubahan terhadap peubah tak
bebas. Atau yang menyebabkan terjadinya variasi bagi peubah tak bebas
(variabel dependent).
|
b
|
Variabel Dependent.
|
Variabel dependent,
dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai peubah tak bebas, variabel
output, criteria, atau konsekuen. Variabel ini sering disebut sebagai peubah
tak bebas, atau variabel terikat. Variable terikat atau peubah tak
bebas ini merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel sebab atau peubah bebas.
|
c.
|
Variabel Moderator.
|
Variabel moderator
adalah peubah yang mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan antara
variabel independent dengan variabel dependent. Variabel ini sering disebut
juga sebagai peubah bebas kedua.
|
d.
|
Variabel
Intervening.
|
Variabel
intervening adalah peubah yang secara teoritis mempengaruhi (memperlemah dan memperkuat)
hubungan antara variabel independent (peubah bebas) dengan variabel dependent
(peubah terikat), akan tetapi tidak dapat diamati dan diukur secara
matematis.
|
e.
|
Variabel Kontrol.
|
Variabel kontrol
adalah peubah yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga
pengaruh variabel independent (peubah bebas) terhadap variabel dependent
(peubah tak bebas) tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak
diamati. Variabel kontrol ini sering digunakan dalam penelitian komparatif,
yang bersifat melakukan perbandingan
|
SUMBER:
http://www.4skripsi.com/metodologi-penelitian/teknik-pengambilan-sampel.htm