PENALARAN
INDUKTIF
Di dalam bahasa Indonesia juga dikaji
bab penalaran, kita akan mengkaji apakah penalaran itu dan penalaran induktif
khususnya. Mari kita simak pengertian-pengertian yang saya simpulkan dari
beberapa artikel.
1.
Pengertian Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang
bertolak dari pengamatan indera yang menghasilkan sejumlah konsep dan
pengertian. Adapun pengertian yang lain adalah proses berpikir yang sistematik
untuk memperoleh kesimpulan berupa pengetahuan.
2. Metode
Penalaran
Terdapat dua metode penalaran yaitu
penalaran induktif dan penalaran deduktif. Pada kesempatan ini saya akan
membahas mengenai penalaran induktif khususnya.
Pengertian dan
jenis penalaran induktif
penalaran induktif adalah suatu
penalaran yang berpangkal dari peristiwa atau fakta-fakta yang bersifat khusus
sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau
pengetahuan baru yang bersifat umum.
Didalam penalaran induktif terdapat 3
jenis penalaran induktif, yaitu :
1. Generalitatif
Suatu proses penalaran yang bertolak
dari sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu inferensi yang
bersifat umum yang mencangkup semua fenomena. Generalisasi ini juga dapat
diartikan sebagai pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar
gejala yang dimulai dengan peristiwa khusus untuk mengambil kesimpulan secara
umum.
Generalisasi dibedakan menjadi 2 dari
sudut pandang segi, yaitu :
a. Generalisasi Tanpa Loncatan Induktif
( Generalisasi tidak sempurna)
sebuah generalisasi bila fakta-fakta
yang diberikan cukup banyak dan menyakinkan sehingga tidak terdapat peluang
untuk menyerang kembali. Kita bisa mengambil contoh : untuk menyelidiki
penyakit yang sering diderita oleh orang Indonesia pada umumnya maka diperlukan
sampel untuk menyimpulkannya. Contohnya hampir seluruh orang di Indonesia
menderita sakit darah rendah.
b. Generalisasi dengan Loncatan Induktif
( Generalisasi sempurna )
suatu fenomena belum mencerminkan
seluruh fakta yang ada akan tetapi fakta – fakta yang ada dianggap telah
mewakili seluruh permasalahan yang diajukkan. Ini dapat diartikan sebagai
loncatan dari sebagian evidensi kepada suatu generalisasi yang jauh melampaui
kemungkinan yang diberikan oleh evidensi tersebut.
2. Analogi
Analogi adalah perbandingan,
perbandingan yang selalu mengenai sekurang-kurangnya dua hal yang berlainan. Dari
dua hal yang berlainan maka dicarilah kesamaannya (bukan perbedaannya) dan
dapat ditarik kesimpulannya. Kesimpulan yang diambil dengan analogi yaitu
kesimpulan dari pendapat khusus dengan beberapa pendapat khusus yang lain
dengan cara membandingkan kondisinya. Adapun tujuan dari analogi adalah :
·
Meramalkan kesamaan
·
Menyingkap kekeliruan
·
Menyusun sebuah klasifikasi
3. Kausal
Paragraf yang dimulai dengan
mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab dan sampai pada kesimpulannya yang
menjadi akibat serta bahwa setiap kejadian memperoleh kepastian dan keharusan
serta kekhususan eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnya yang
mendahuluinya merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan
sanggahan. Contohnya pada kata dewa-dewi, pemuda-pemudi, mahasiswa-mahasiswi. Adapun
tujuan kausal adalah :
·
Sebab ke akibat
Dari peristiwa yang dianggap sebagai
sebab menuju kesimpulan sebagai efek.
·
Akibat ke sebab
Dari peristiwa yang dianggap sebagai
akibat menuju sebab yang mungkin telah menimbulkan akibat.
·
Akibat ke akibat
Dari akibat ke akibat yang lain tanpa
menyebut sebab umum yang menimbulkan kedua akibat.
Sumber :
Akhaadiah, Subarti, dkk. Pembinaan
Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga, 1990
Tidak ada komentar:
Posting Komentar